Gugup jika ku melihatmu, bisu jika ku berhadapan denganmu, kagum jika ku mengingatmu. Aku kenal kamu sejak lama dan kita dekat saat itu, kita berdua selalu bersama, gembira, sedih, sampai marah kita alami. Kamu perempuan pertama yang sangat berarti dihatiku, kamu yang selalu ada dihatiku. Engkaulah CINTA PERTAMAKU.
Dari kecil kita saling kenal, kamulah perempuan yang sangat dekat denganku. Teman, kerabat, guru, hingga orang tua kami menyebut kami sepasang kekasih, walau kami tidak pernah mengungkapkan perasaan kami. Tapi aku sangat suka dengan dia dan aku pun merasa dia juga menyukaiku, dan aku juga merasa kalau dia juga tahu akan perasaanku.
Begitu banyak kenangan tentang kita, senang sedih kita jalani bersama. Semua itu takkan pernah aku lupakan seumur hidup, saat aku duduk bersamanya berdua, berbicara berdua, bersepeda berboncengan. Sungguh kenangan yang sangat indah, beruntung aku beretemu dengannya. Senyum, tawa, canda, gembira, sedih, dan malu. Semua warna perasaan bercampur aduk dan selalu melekat diingatanku, selamanya.
Aku ingat saat kita bersepeda berdua, saat itu aku sangat gugup berdua dengannya, aku takut dan gembira. Aku gembira karena bisa berdua dengannya, tapi aku takut menjatuhkannya dari sepeda. Dan hal yang aku takutkan itu terjadi, aku sangat malu dengannya. Saat jatuh keranjang sepedanya penyok dan badan kami sedikit lecet, lalu dia yang membawaku pulang dengan sepedanya. Sungguh, aku sangat malu.
Dan aku juga masih ingat saat kita jalan-jalan bersama sahabat kita. Kami berdua masih berboncengan dengan sepeda dia, kami pergi ke taman patung binatang. Disana kami bersenang-senang, makan bersama, minum es kelapa, dan bercanda gurau. Hal yang tak bisa aku lupakan adalah saat aku membantu dia turun dari patung kuda, aku mengambilkan sendalnya lalu memegangi tangannya dengan erat sampai akhirnya dia turun. Aku ingat persis saat itu, selalu terbayang dipikiranku tiap kali aku ingat Dia.
Sungguh kenangan yang tidak bisa ku lupakan, pengalaman hidup yang indah walau saat itu kami masih anak-anak. Tapi tak pernah sedikit pun aku melupakannya, dia wanita kedua yang terbaik dihatiku setelah ibuku. Ibuku pun sangat suka dengan dia, beliau selalu menanyakan kabarnya kepadaku. Kedekatan kami memang tidak berlanjut sampai sekarang, kami berpisah saat SMP. Dan kesalahan fatal pernah aku buat terhadapnya, sebenarnya itu bermula saat aku bercanda dengan teman-teman ku dan tidak sengaja aku mengucapkan kalau ada wanita lain selain dia yang aku suka dan juga ingin ku jadikan cadangan. Saat dia tahu apa yang aku katakan dari temanku dia kelihatan sangat marah dan tidak menghiraukan aku lagi saat aku didekatnya. Aku menyesal, sungguh. Aku tidak bermaksud seperti itu kepadanya, tak ada sedikit pun aku ingin menduakan perasaanku kepadanya. Tapi sudah terlanjur dan kami tidak saling bersama lagi, kejadian itu sangat lama.
Setelah beberapa lama, dia menghubungiku dan memberikan hadia melalui temannya. Dia meminta maaf kepadaku dengan menberikan boneka taz mania dan surat yang berisikan permintaan maaf. Aku senang sekali tapi aku juga sedih saat tahu dia pergi ke luar kota untuk mengikuti lomba, tapi itu sudah cukup membuatku lega, karena kami tidak saling marah lagi. Dia juga mengatakan kalau dia menyesal telah marah kepadaku, dia merasakan apa yang aku rasakan. Aku tidak terlalu ingat tulisan di surat itu, tapi aku tahu maksudnya, bonekanya, dan fotonya pun masih ku simpan.
Sangat lama kami tidak bertemu lagi dan selama itu ada beberapa wanita yang bisa mengisi kekosongan hatiku, tapi tak ada yang seindah dia. Tidak ada yang cocok dengan ku, walau aku hanya berpacaran dua kali. Aku juga pernah beberapa kali ingin mencari pasangan baru tapi selalu saja aku mengurungkan tekat ku itu, tiap kali aku ingat dengannya.
Inikan CINTA SEJATI ? Diakah CINTA KU ? Aku selalu mengharapkan kami bisa seperti dulu lagi, bersama, berdua, dan selamanya. Aku akan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi, aku akan menerima dia apa adanya lagi seperti dia juga menerima apa adanya aku. You're my love, my true love. I will save my heart just for you, just for you NADIA MAHFUZAH. I love you . . . For me REZHA PAHLEVI
